Bus di Bandara, perlukah ?

Begini, saya ini bukan orang kaya, kalau naik pesawat ya yang kelas bawah alias murah, kerennya sih Low Cost Carrier 🙂  Nah selama ini saya amati dan jalani (bener2 jalan kaki),  dari pintu pesawat Airasia (ini the best low cost carrierlhoo) ke kaunter imigrasi, bisa sangat jauuuuhhhh sekali, misalnya di KLIA2 (Kuala Lumpur-Malaysia) atau di Swarnabumi (Bangkok, Thailand).   Nah, capek banget tuhhhh, belum tentu juga ketemu lantai berjalan otomatis yang ‘ON’, seringnya malah ‘OFF’.   Jadi, ya itu tadi capek benget … dengkul serasa mau copot.

Mari kita lihat Juanda Surabaya.  Turun dari Airasia (dari KL nih kemaren), keluar pintu pesawat, jalan dikit lewat belalai, lalu turun dikit, lalu naik bus.  Kirain jarak agak jauh, ehhhh ternyata cuma 2 menit sampai.  Jadi kira-2 ya tak sampai 200 meter.    Hadeeehhhhh….. drastis banget bedanya…

Mau contoh lain? bandara DEO. Domine Edward Osok, tau nggak dimana tuh ?   itu di Sorong Papua Barat.   Begitu landing, keluar pintu, langung naik Bus.  Jaraknya ?  hehehehe tak sampai 100 meter Boss.  Saya malah biasanya lari kalau nyaris tertinggal pesawat.

Jadi, menurut saya koq ada yang kurang pas ya,  dimana kita memerlukan, malah nggak ada,  dimana kita tidak memerlukan malah ada.     Yok opo rek ?  (* kata arek Suroboyo *)

 

 

 

 

 

5 Responses to Bus di Bandara, perlukah ?

  1. ipanase says:

    aku peernah pake bus dalam bandara

Silakan memberi komentar :)